Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemecahan masalah etika pada era dimana
deepfake merebak, dan memberikan pemahaman mengenai risiko yang bisa ditimbulkan dari
pembuatan video deepfake untuk menjaga integritas komunikasi. Deepfake adalah sebuah bentuk
Artificial Intelligence (AI) yang menjadi fenomena di era digital saat ini, Dalam beberapa kasus,
deepfake digunakan untuk tujuan jahat, seperti pemalsuan video atau audio dengan maksud
merusak reputasi seseorang atau menyebarkan informasi palsu. Para pengguna deepfake dapat
membuat video palsu dari seseorang yang akhirnya dapat melanggar privasi mereka seperti
mengganti identitas seseorang dalam situasi dimana saat identifikasi hal-hal yang krusial seperti
akun perbankan atau keamanan nasional. Kemajuan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang
canggih mengacu kepada manipulasi gambar atau video untuk menyatukan kemiripan seseorang
ke wajah orang lain, jadi seolah olah-olah mereka sedang melakukan atau mengatakan sesuatu
yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Metode dalam penelitian ini adalah dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang didapat dari sumber data kemudian dianalisis secara mendalam.
Penelitian kualitatif dengan menggunkana metode literatur diambil untuk penelitian ini. Deepfake
adalah tantangan serius bagi etika komunikasi dan integritas informasi. Untuk menjaga integritas
komunikasi dalam era deepfake, diperlukan upaya kolaboratif dari masyarakat, pemerintah,
lembaga, dan individu. Etika dalam berkomunikasi dan literasi media harus ditingkatkan,
sementara regulasi dan teknologi pendukung juga perlu berkembang. Hanya dengan pendekatan
holistik seperti ini, kita dapat menjaga integritas komunikasi dalam era deepfake yang semakin
kompleks.
ETIKA DALAM ERA DEEPFAKE: BAGAIMANA MENJAGA INTEGRITAS KOMUNIKASI
ST Jurnal Deepfake Gema Irhamdhika
Akhtar, Z. (2023). Deepfakes Generation
and Detection: A Short Survey.
Journal of Imaging, 9(1).
https://doi.org/10.3390/jimaging901
0018
Alexander, S. G., Ananto, A. T., Adhitya, I.
P., Mangku, P., & Liano, B. (2023).
Analisis Sentimen Opini Masyarakat
Indonesia Terhadap Konten
Deepfake Tokoh Publik. 05(02), 95–
102.
Gupta, A., Gupta, M., & Chauhan, G.
(2022). Era of Deepfake
Technology : 9(6), 124–127.
Hasan, H. R., & Salah, K. (2019).
Combating Deepfake Videos Using
Blockchain and Smart Contracts.
IEEE Access, 7(c), 41596–41606.
https://doi.org/10.1109/ACCESS.20
19.2905689
Hidayatul Khusna Sri Pangestuti, I. (2019).
Deepfake, Tantangan Baru Untuk
Netizen Deepfake, a New Challenge
for Netizen. Agustus 1945 Jakarta 1
Promedia, 2, 1–24.
Hui Hang, T. (2019). Deepfakes, Telanjang
dan Ancaman terhadap Keamanan
Nasional. Channel Newasia.
https://www.channelnewsasia.com/c
nainsider/deepfakes-deepnude-pornvideos-threat-to-national-security844841
Kasita, I. D. (2022). Deepfake Pornografi:
Tren Kekerasan Gender Berbasis
Online (KGBO) Di Era Pandemi
Covid-19. Jurnal Wanita Dan Keluarga, 3(1), 16–26.
https://doi.org/10.22146/jwk.5202
Kazim, E., & Koshiyama, A. (2020). The
Interrelation Between Data and AI
Ethics in the Context of Impact
Assessments. SSRN Electronic
Journal.
https://doi.org/10.2139/ssrn.362756
1
Kialala. (2021). Apa yang dimaksud dengan
Integrasi Komunikasi.
https://www.dictio.id/t/apa-yangdimaksud-dengan-integrasikomunikasi/158387
Rahardjo, M. (2021). Jenis dan Metode
Penelitian.
http://mudjiarahardjo.com/artikel/21
5.html?task=view
Ruslan, R. (2011). Etika Kehumasan
Konsepsi dan Aplikasi. Rajawali
Pers.
S Russel, P. N. (2012). Artificial
intelligence—a modern approach 3rd
Edition. The Knowledge
Engineering Review.
Sofyan, Mustika, dkk (Peny. . (2006). Bidan
Menyongsong Masa Depan. Cetakan
VIII. (Cetakan VI). PP. IBI.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Westerlund, M. (2019). The emergence of
deepfake technology: A review.
Technology Innovation Management
Review, 9(11), 39–52.
https://doi.org/10.22215/TIMREVIE
W/1282